JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang diotaki mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo benar-benar ibarat tsunami bagi para personel anak buah Sambo.
Gegara ikut skenario kebohongan Sambo, puluhan personel di bawah gerbong Sambo, kini harus menerima kenyataan pahit.
Tak hanya dicopot dari jabatan hingga dipecat dari Polri, sebagian bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Salah satunya adalah lulusan terbaik Akpol peraih penghargaan Adhi Makayasa.
Dia adalah AKP Irfan Widyanto. Nama Irfan masuk ke dalam daftar 24 personil polisi yang dimutasi ke bagian Pelayanan Markas (Yanma) Polri pada 23 Agustus 2022 lalu.
Mutasi tersebut tertulis dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/1751/VIII/KEP./2022 tertanggal 22 Agustus 2022 ditandatangani AS SDM Polri Irjen Pol Wahyu Widada.
Dia juga sudah dilengser dari jabatannya dan kini tengah menanti sanksi etik bahkan ancaman pidana atas keterlibatannya menghalangi penyidikan.
Nama AKP Irfan Widyanto bahkan ikut masuk ke dalam tujuh tersangka obstruction of justice.
Lantas siapakah sosok Irfan Widyanto yang sempat dinobatkan jadi lulusan terbaik Akpol itu?
AKP Irfan Widyanto diketahui berasal dari Depok, Jawa Barat dan terakhir menjabat sebagai Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri.
Mengawali karier polisi dengan diterima di Akpol, Irfan menunjukkan prestasi gemilang saat menempuh pendidikan.
Atas pencapaian prestasi itu, ia akhirnya dinobatkan masuk jajaran angkatan 42 Akademi Kepolisian atau Dharma Ksatria yang merupakan lulusan terbaik di angkatannya atau peraih Adhi Makayasa 2010.
AKP Irfan Widyanto mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa 2010 bersama dengan AKBP Reza Pahlevi dan Kompol Agus Sobarna Praja.
Irfan merupakan lulusan Datasemen 42 atau Dharma Satria. Adhi Makayasa adalah penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik lulusan terbaik pendidikan tinggi dari setiap matra TNI dan Kepolisian.
Adhi Mayakasa diberikan kepada mereka yang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek: akademis, jasmani, dan kepribadian (mental) secara seimbang.
Penganugerahan Adhi Makayasa secara langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia (atau perwakilan atas nama Presiden)
Setelah menamatkan Akpol, Irfan Widyanto kemudian sempat bertugas di Polda Jawa Barat, Sulawesi Barat, dan berlanjut ke Dittipidum Bareskrim Polri sebagai Kasubdit I Subdit III.
Prestasi gemilangnya sempat mengantarnya masuk dalam Satuan Tugas Penegakan Hukum dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Namun kegemilangan itu kini seolah hancur lebur karena kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo. Skenario jahat Sambo menghabisi ajudannya itu dan berupaya membersihkan diri dengan menyeret puluhan personel untuk ikut larut dalam skenario kebohongan yang dirancang Sambo.
Predikat lulusan terbaik yang harusnya merepresentasikan keunggulan baik karakter maupun kemampuan, seolah tiada berarti dengan keterlibatan Irfan dalam skenario jahat Ferdy Sambo.
Terseretnya Irfan yang sudah dicopot dari jabatannya itu juga menunjukkan bahwa predikat lulusan terbaik di tubuh Polri itu ternyata tak selamanya menjamin sebagai sosok yang baik dalam segala hal.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Selasa lalu juga sudah memutasi 24 anggota polisi yang diduga menghalangi penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J.
Selain Irfan Widyanto, terdapat pula nama mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto dan Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Raymond Siagian.
Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komjen Agung Budi Maryoto menyatakan bahwa mereka menemukan dugaan keterlibatan enam perwira dalam menghalangi penyidikan pembunuhan Brigadir J.
Enam orang tersebut adalah Irjen Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, AKBP Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman Hakim, Kompol Baiquni Wibowo, dan Kompol Chuck Putranto. Kelima orang ini sebelumnya sudah dimutasi ke Yanma Polri. (Wardoyo/Tempo.co)