JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sindir Impor Beras, Ketua KTNA Sragen: Petani Indonesia Kan Dianggap Sudah Kaya!

Suratno. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebijakan nekat mengimpor beras 200.000 ton oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, menuai kecaman dari kalangan petani di Sragen.

Mereka tak habis pikir dengan kengototan pemerintah yang nekat mendatangkan beras dari luar negeri di tengah melimpahnya produksi beras di daerah.

Kebijakan impor itu langsung dikecam karena dinilai hanya akan mematikan harga gabah dan beras di tingkat petani.

Bahkan saking geregetannya, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen menyindir pemikiran pemerintah yang seolah menganggap petani sudah kaya sehingga nyaris tak pernah diperhatikan.

“Dengan impor kan pemerintah mungkin menganggap petani Indonesia sudah kaya dan mampu semua. Petani tidak ada yang miskin, wong Pertashop jualannya hanya Pertamax non subsidi malah banyak didirikan di pedesaan yang penduduknya banyak petani. Pertalite dijual di dekat-dekat perkotaan,” ujarnya kesal, Minggu (18/12/2022).

Suratno menilai kenekatan mengimpor beras itu menunjukkan hilangnya kepekaan dan keberpihakan pemerintah terhadap petani.

Hal itu makin memperparah sejumlah kebijakan yang selama ini sudah banyak menyusahkan petani.

Pengurangan kuota pupuk bersubsidi, kurangnya proteksi HPP saat panen, mahalnya saprodi, hingga kini nyaris tak pernah ada solusi.

“Sementara ketika harga gabah dan beras agak mahal pemerintah buru-buru menurunkan. Ketika harga panen di bawah rendah, HPP anjlok, dibiarkan saja, dianggap hal biasa. Sebenarnya pemerintah itu maunya apa. Petani apa nggak boleh sejahtera dan sudah dianggap kaya semua,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan alibi kekurangan stok beras di pusat, juga dinilai sangat tak masuk akal.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Sebab realita yang ada di daerah, termasuk Sragen, produksi padi sangat melimpah dan bahkan petani sebagian sudah didorong 4 kali tanam dalam setahun.

“Logikanya berarti produksi kan tambah. Lha kok stok dibilang gak ada. Kan nggregetne (bikin kesel),” tuturnya.

Meski demikian, ia tetap berharap para petani di Sragen tak patah semangat meski terkadang harus menjadi korban kebijakan kontroversi yang tak berpihak.

“Bravo petani. Hidup petani. Wis sekarang sak karepe pemerintah. Kita petani akan tetap nanam padi, minimal untuk makan,” tandasnya kesal.

Pernyataan itu dilontarkan menyusul kedatangan 200.000 ton beras impor yang tiba beberapa hari lalu ke Indonesia.

Beras impor itu didatangkan ke Indonesia diklaim untuk cadangan beras pemerintah.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas juga menyebut ratusan ribu ton beras tersebut masuk ke dalam negeri untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang berkurang banyak pasca operasi pasar yang dilakukan Bulog.

Zulhas menyebut masih ada 300 ribu ton lagi cadangan beras yang dicadangkan di luar negeri.

“Sebagian dari impor, 200 ribu, sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan Kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada,” kata Zulhas dalam keterangannya, Jumat (16/12/2022).

Zulhas menerangkan data dari Kementrian Pertanian memang menunjukkan beras di dalam negeri sedang surplus.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband

Tetapi, karena harga beras terus meningkat secara signifikan hingga mencapai Rp 10.000 per liter, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp 8.300.

“Terus digelontorkan, karena itu stoknya bulog berkurang banyak. Karena itu musti cari, kalau kurang kan confidence pasar terganggu,” kata politikus PAN itu.

Demi menghindari kenaikan harga akibat stok beras di Bulog yang menipis, Zulhas memutuskan memasukan cadangan beras dari luar negeri.

“Kami tidak mau, karena beras ini kan makanan pokok di Indonesia. Kami sudah tiga kali enam hari mencoba mencari tapi tidak dapat. Jadi kami putuskan impor, untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500.000. Ini yang baru datang 200.000,” kata Zulhas.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi juga menyebut untuk memenuhi CBP diperlukan cadangan beras sebanyak 514 ribu ton.

Arief mengatakan pihaknya masih mengharapkan CBP dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri dan akan ditambah melalui impor jika kurang.

“Jadi Pak Presiden perintahnya kita nggak boleh kekurangan, jadi disiapkan aja. Kita siapkan cadangan pangan pemerintah Bulog. Kita taruh 200 ribu ton dulu (di luar negeri), kalau diperlukan masuk, ya masuk, jadi tidak tergesa-gesa,” kata Arief.

Lebih lanjut, Arief menyebut 200 ribu ton beras yang berada di luar negeri itu memiliki nilai Rp 9.000 per kilogram. Ia sebelumnya mewanti-wanti agar cadangan beras itu tidak bocor ke pasar agar tidak mengacaukan stabilitas harga. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com