JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Solo

Tiga Calon Ketua HIPMI Solo Adu Gagasan dalam Debat Kandidat. Bahas Impor Baju Bekas hingga Upaya Atasi Pengangguran

Ketiga Calon Ketua HIPMI Solo periode 2023-2026 saat Debat Terbuka. Foto : dok
   

 

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Debat terbuka calon ketua umum (Caketum) HIPMI Solo digelar Jumat, 27 Januari 2023 dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube TATV Streaming.

Debat ini masih merupakan rangkaian agenda menuju penyelenggaraan Musyawarah Cabang (Muscab) IX HIPMI Solo di The Sunan Hotel Solo pada Sabtu, 4 Februari 2023.

Tiga Caketum HIPMI Solo yakni Astrid Widayani, Rosanto Adi, dan Respati Ardi mengikuti debat yang dimoderatori oleh wartawan senior yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, Anas Syahirul itu.

Dihadirkan tiga panelis yang terdiri dari elemen akademisi, pemerintah, dan praktisi bisnis. Mereka adalah dosen fakultas ekonomi bisnis UNS, Dr. Mulyanto; Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Solo, Wahyu Kristina; dan Direktur Batik Danar Hadi, Dewanto Kusuma Wibowo.

Debat Caketum HIPMI Solo dipandu oleh Anas Syahirul. Foto: dok

Dalam visinya, Astrid Widayani (nomor undian 1) menyampaikan ingin menjadikan kader HIPMI yang inovatif dan adaptif, bisa menciptakan lapangan kerja baru, serta menguatkan potensi ekonomi Solo Raya.

Sementara itu, Rosanto Adi (nomor undian 2) menginginkan HIPMI Solo menjadi rumah para pengusaha muda untuk tumbuh berkembang, bersinergi mengembangkan bisnis lintas sektoral dengan semangat inovasi dan optimalisasi.

Lalu Respati Ardi (nomor undian 3) berniat mewujudkan iklim perusahaan yang kreatif dan inklusif bagi pengusaha muda di Kota Solo.

Anggota HIPMI yang hadir dalam debat turut berfoto bersama. Foto: dok

Ketika panelis meminta tanggapan terkait maraknya jual-beli pakaian bekas impor (thrift) di Kota Solo, ketiga Caketum sama-sama menolak karena masalah legalitas. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.18/2022 Juncto Permendag No.40/2022 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Menurut Ardi, meredam tren thrifting mesti dilakukan secara hati-hati. Salah satu upaya terdepan adalah menebarkan gairah penggunaan produk dalam negeri di tengah masyarakat.

“Kalau jadi Ketum HIPMI Solo ke depan, saya pengin thrift market itu dilarang tapi pelan-pelan. Kita mulai dari diri sendiri, dari anggota HIPMI harus menggunakan produk dalam negeri,” kata Ardi.

Astrid menilai kualitas produk lokal sebenarnya tidak kalah dari impor. Baginya, penting untuk mendorong potensi bisnis setempat untuk melahirkan produk unggulan, sehingga dapat mengubah arah ketertarikan masyarakat yang semula menggandrungi pakaian bekas impor.

Baca Juga :  Keluarkan SE THR untuk Ojol dan Kurir, Pemkot Solo: Sifatnya Imbauan, yang Memutuskan Aplikator

“Saya sebagai pengusaha muda sangat optimis dengan produk Indonesia, produk lokal, yang nantinya bisa kita kembangkan bersama, kita kuatkan produk lokal untuk bisa bersaing dan tidak akan membeli lagi produk thrift,” jelas Astrid.

Kemudian, Adi tak memungkiri bila produk thrift sangat menggiurkan bagi anak muda karena dapat menunjang penampilan untuk bisa diterima kelas sosial tertentu. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi pemain bisnis fashion lokal untuk menyaingi produk asal luar negeri.

 

“Bagaimana kita membuat product development dan marketing strategy yang tepat, kita akan mengumpulkan beberapa UMKM yang sama, memanggil konsultan dan kurator yang andal, sehingga produk kita naik kelas,” jelasnya.

 

Penguatan Database

Pemutakhiran data bagi Adi sangat penting. Ia ingin website HIPMI Solo menjadi lumbung informasi tentang profil seluruh anggota, termasuk bisnis yang dijalani. Menurut dia, kategorisasi industri diperlukan untuk membagi fokus yang kaitannya dengan langkah kolaborasi ke depan. Diharapkan upaya ini bisa mengembangkan usaha secara signifikan.

“Ada 16 industri yang kita kelompokkan. Setelah itu kita bisa mengemas dalam forum group discussion per industri tersebut. Dalam forum itu kita akan mengetahui apa yang kita butuhkan terkait operasional, kemudian kita akan bekerja sama dengan HIPMI atau kota lain sehingga kita bisa melangkah bersama,” kata Adi.

Adi menilai optimalisasi website merupakan perihal yang cukup menentukan bagi anggota HIPMI untuk meluaskan jaringan. “Kalau dalam anggota HIPMI saja kita tak kenal satu sama lain, tidak mengerti industri yang lain, bagaimana kita bisa memperkenalkan kepada masyarakat luar,” jelas direktur operasional Rosin Group itu.

 

Bangun UMKM

Respati Ardi di sisi lain merasa permasalahan UMKM saat ini adalah penumpukan pekerjaan. Menurutnya, penting untuk membuat dua klaster, yakni produksi dan penjualan, sehingga aktivitas perdagangan bisa berjalan maksimal. Dan ia meyakini Koperasi Multi Pihak jadi solusi atas persoalan tersebut.

Baca Juga :  Pondok Pesantren Assalaam Solo Bangun Kolam Renang Olympic Syariah

Direktur PT Limaraya Sejahtera Energi itu sudah menyiapkan sejumlah program yang mengarah pada peningkatan kelas UMKM, seperti HIPMI Mentoring. Ia ingin merangkul pengusaha sebanyak mungkin untuk bisa maju bersama.

“Di program HIPMI Upscale, ada legalitas badan usaha gratis. Bila jadi ketua HIPMI ke depan, saya akan memberikan satu badan usaha gratis setiap bulan sekali untuk UMKM yang naik kelas,” tambah notaris PPAT itu.

Selain itu, Ardi telah mengantongi program HIPMI Afiliator untuk menggenjot pemasaran produk. “Produk teman-teman akan kita carikan talenta digital untuk menggunakan afiliator untuk berjualan,” ujarnya.

Ke depannya, bila menjadi nakhoda HIPMI, Ardi juga berniat untuk menggelar HIPMI Fest guna memperkenalkan produk lokal yang tentunya tak kalah bersaing dengan produk luar negeri.

“Nantinya saya ingin menarik HIPMI seluruh Indonesia, masing-masing kabupaten, bahkan provinsi untuk menampilkan produk dalam negeri,” tutur alumni UNS dan UGM itu.

 

Atasi Pengangguran

Sementara itu, bagi Astrid, melakukan pendampingan UMKM bukan sebuah hal baru. Ia mengaku sudah menjalaninya selama bertahun-tahun. Dari pengalaman itu, ia telah merumuskan program yang menurutnya bisa menjadi pemecah persoalan tentang UMKM.

 

“Dari segi UMKM itu tidak hanya inkubasi, training, tetapi juga kita bertanggung jawab pada hulu-hilirnya. Sampai ke penjualan, menyiapkan showcase, kolaborasi dengan pemerintah,” terang perempuan 36 tahun itu.

“Rencananya saya juga akan memanfaatkan lantai 2 pasar tradisional yang sudah direnovasi untuk dimanfaatkan sebagai tempat berjualan. Termasuk penyediaan sentra yang nantinya bisa menjadi ciri khas produk kota Solo,” sambungnya.

Terkait masalah pengangguran di Kota Solo, Astrid mengaku sudah menempuh solusi. Tentunya ia bakal menggandeng Dinas Tenaga Kerja setempat. Ia meyakini setiap wilayah berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja baru, sehingga angka pengangguran bisa berkurang.

“Ada Kampung Berdaya Solo dimana kita melihat potensi ketenagakerjaan untuk pembukaan lapangan kerja baru berbasis potensi kewilayahan,” kata ketua yayasan UNSA itu.(Suhamdani)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com