JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Kepala Madrasah dan Guru Cabul Baturetno Wonogiri, Kak Seto Datang Langsung Sebut Kunci Utama di Orang Tua

Kak Seto
Kak Seto ketika berada di Mapolres Wonogiri. Foto : istimewa
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Seto Mulyadi atau Kak Seto datang langsung ke Wonogiri terkait kasus kepsek dan guru agama Baturetno Wonogiri diduga cabuli muridnya.

Dalam kasus yang melibatkan kepala madrasah dan guru cabul Baturetno Wonogiri itu Kak Seto menguatkan orang tua para korban.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto itu bertandang ke Kota Mete Wonogiri dan menguatkan orang tua korban pencabulan pada Rabu (7/6/2023).

Kak Seto menerangkan, karena waktu yang singkat pihaknya menguatkan para orang tua korban. Sebab, orang tua memiliki peran utama membangun rasa percaya diri sang anak dan merekalah yang dekat dengan anak.

“Kasus di Wonogiri ini sangat menyakitkan hati, menyedihkan dan seperti fenomena gunung es,” tandas Kak Seto.

Kak Seto menuturkan, dia memberikan trauma healing kepada anak-anak korban pencabulan dan orang tuanya. Namun, pihaknya fokus melakukannya kepada orang tua korban.

Menurut dia, trauma healing yang dilakukan kepada anak-anak bersifat lebih individual. Karena keterbatasan waktu dan banyaknya agenda, pihaknya bisa saja kembali ke Wonogiri untuk melakukan trauma healing lagi kepada anak yang belum berubah kondisi traumanya. Hal itu akan terus dimonitor.

Baca Juga :  Anak TK Pengin Jadi Anggota Dewan, Diundang PIIAD Wonogiri Sekalian Kartinian, PAP? Ini Loh

“Kunci utama orang tuanya dulu,” beber Kak Seto.

Pada sesi bersama orang tua korban, imbuh Kak Seto, ada orang tua yang menanyakan bagaimana jika si anak merasa terus uring-uringan. Dia menegaskan hal itu yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh orang tua.

Seseorang yang trauma bisa percaya dirinya rusak, susah tidur, susah makan, susah belajar. Hal itu harus dimengerti orang tua.

Kak Seto menerangkan, orang tua harus selalu tersenyum, menciptakan suasana gembira, buat ngobrol yang nyaman dengan anak dan lain sebagainya.

Atas kejadian ini, Kak Seto mengatakan orang tua korban juga bisa terdampak. Misalnya bisa menjadi emosional, benci hingga dendam.

Hal ini yang mesti dijaga. Agar orang tua menjaga kesehatan fisik, mental dan sosial. Itu dulu yang utama. Jangan baper dan melakukan tindakan nekat yang bisa membuat makin ruwet. Harus menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

Pihaknya juga bakal melaporkan adanya kasus ini ke Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga terkait langkah strategis yang bisa dilakukan untuk membangun kembali kekuatan perlindungan anak.

Baca Juga :  Pesta Siaga Ranting Karangtengah Wonogiri, Gembira Semangat Inovatif dan Terampil

“Ibaratnya, melindungi anak perlu orang sekampung. Tidak hanya tanggung jawab orang tua, guru, atau polisi. Tapi masyarakat luas,” tutur Kak Seto.

Kak Seto juga menyinggung aturan di Undang-undang Perlindungan Anak dimana siapapun yang mengetahui kekerasan terhadap anak diam saja, tidak berusaha menolong atau melaporkan itu bisa terkena sanksi pidana. Karena itu semua pihak harus peduli kepada anak.

Pada 2011, pihaknya membentuk Seksi Perlindungan Anak Tingkat Rukun Tetangga (Sparta). Sparta harus bisa melakukan langkah preventif. Tidak hanya ribut saat terjadi kekerasan terhadap anak.

“Jadi ada pertemuan warga teratur. Diingatkan agar ayah dan bunda peduli dengan putra dan putrinya. Juga tidak boleh melakukan kekerasan, penelantaran dan diskriminasi,” kata Kak Seto.

Tetangga juga harus peduli dengan kondisi anak di sekitarnya. Dengan begitu, semua pihak ikut saling menjaga anak.

Menurut dia, sudah ada sejumlah kabupaten/kota yang semua RT memiliki Sparta. Yang pertama adalah Tangerang Selatan. Pihaknya berharap Sparta nantinya juga bisa ada di semua RT di Wonogiri. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com