Judi Slot dan Pinjol jadi Pemicu Perceraian di Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di balik indahnya panorama alam Wonogiri, terkuak sebuah fenomena baru dalam statistik perceraian tahun 2023.

Ternyata pinjaman online alias pinjol dan judi slot atau judi online menjadi momok baru yang merenggut keharmonisan rumah tangga.

Judi slot dan pinjol memicu terjadinya perceraian di Wonogiri.

Berdasarkan data dari Pengadilan Agama alias PA Wonogiri, tercatat 1.662 kasus perceraian sepanjang tahun 2023.

Dari jumlah tersebut, 1.275 diajukan oleh pihak istri (cerai gugat) dan 387 diajukan oleh pihak suami (cerai talak).

Mirisnya, di balik angka-angka tersebut, terdapat kisah pilu tentang suami yang terjerat pinjol dan judi slot, sehingga tak mampu lagi memberikan nafkah kepada istri.

Terjebak dalam lilitan hutang dan kekalahan judi, mereka terjerumus dalam pertengkaran dan akhirnya memilih jalan perceraian.

Fakta lain yang tak kalah memprihatinkan adalah usia pernikahan yang masih tergolong muda menjadi penyumbang terbesar kasus perceraian.

Sebanyak 32,8% kasus terjadi pada pasangan yang menikah di bawah 5 tahun, disusul 21,4% pada usia pernikahan 11-15 tahun, dan 20,1% pada usia pernikahan 6-10 tahun.

Melihat fenomena ini, Ketua PA Wonogiri Ahsan Dawi, mengimbau agar pasangan suami istri tidak mudah tergoda dengan pinjol dan judi slot. Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan konflik dalam keluarga secara kekeluargaan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bercerai.

“Sebisa mungkin permasalahan diselesaikan terlebih dahulu. Mediasi juga bisa dilakukan oleh keluarga lain atau tokoh yang ada,” tandas Ketua PA Wonogiri Ahsan Dawi.

Kisah-kisah pilu di balik statistik perceraian ini menjadi pengingat bagi kita semua. Bahwa pernikahan bukanlah sebuah perlombaan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, komunikasi, dan kedewasaan dalam menghadapi berbagai rintangan.

Tips untuk menjaga keharmonisan rumah tangga:

– Hindari terjerat pinjol dan judi slot.
– Terbuka dan jujur dalam komunikasi keuangan.
– Saling menghormati dan menghargai.
– Bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
– Luangkan waktu berkualitas bersama.
– Manfaatkan mediasi keluarga atau tokoh masyarakat untuk menyelesaikan konflik.
Aris Arianto