Beranda Daerah Sragen Sebulan Lebih Pembunuh Warmin Masih Berkeliaran, Ibunya Mimpi Didatangi Arwah Almarhum Dengan...

Sebulan Lebih Pembunuh Warmin Masih Berkeliaran, Ibunya Mimpi Didatangi Arwah Almarhum Dengan Wajah Mengeluh. Polres Karanganyar Didesak Bergerak

Foto kenangan almarhum Warmin. Foto/Wardoyo
Foto kenangan almarhum Warmin. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Insiden pembantaian misterius yang menewaskan Warmin (35) pemuda asal Dukuh Kacangan RT 27, Pagak, Sumberlawang di Pasar Colomadu Karanganyar, akhir bulan Agustus hingga kini masih misteri. Meski beban tagihan di RSUD Moewardi sudah dibebaskan, hingga kini pihak kerabat masih berharap pihak kepolisian bisa mengusut dan menangkap pelaku pembunuh Warmin.

“Kepingine nggih ngoten (Inginnya begitu). Segera ditemukan dan dihukum. Kasihan, biar anak saya tenang di sana,” papar ibu almarhum, Sukiyem (70) Senin (1/10/2018).

Sukiyem mengisahkan hingga sebulan lebih, belum ada kabar dari kepolisian perihal kasus itu. Tak ada tanda-tanda atau berita siapa pelaku yang menghabisi nyawa sulung tulang punggung ekonomi keluarganya itu.

Ia juga mengisahkan, beberapa hari lalu sempat didatangi arwah putranya dalam mimpi. Saat itu, putranya datang dengan mengeluh memelas.

“Sekitar pukul 02.30 WIB, saya mimpi tiba-tiba Warmin datang. Dia bilang Mak sirahku mumet Mak. Saya langsung bangun dan salat tahajud. Esoknya mau beli kembang untuk nyekar, ndelalah enggak ada pedagang yang lewat. Mau ke Pasar juga jauh. Saya kalau ingat, sedih Mas. Kasihan,” tutur nenek renta itu sembari terisak.

Sukiyem menuturkan saat kali pertama melihat jasad putranya sampai di rumah sakit, memang sangat mengenaskan. Matanya penuh luka memerah, dengan kepala mengucur darah dan wajah setengah rusak.

Baca Juga :  Mantap! PAD Sektor PBB di Sragen Tembus 100 Persen, Ini Kata Bupati Yuni

Ia menduga memang dianiaya dan dipukuli. Karenanya ia sangat berharap pelaku bisa ditemukan dan dimintai pertanggungjawaban.

“Terakhir sebelum kejadian ia berangkat dan pamit Mak aku tak kerja ya Mak. Dia itu hanya glidik bakul asongan dan bantu bersih-bersih di Pasar Colomadu. Lha kok baru 17 hari berangkat, sudah kena musibah itu,” tukasnya.

Kades Pagak, Jaka Purnama juga menyampaikan belum ada kabar dari kepolisian Karanganyar terkait kasus ini. Ia sangat berharap kepolisian bisa mengusut dan menangkap pelaku demi tegaknya keadilan.

Mbah Sukiyem, saat menunggu keputusan soal nasib tagihan biaya rumah sakit, Senin (24/9/2018). Foto/Wardoyo

Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Purbo Adjar Waskito, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto, kepada wartawan sempat menyampaikan tim masih mengintensifkan penyelidikan kasus tersebut.

Meski belum menemukan pelaku penganiayaan, namun hasil penyelidikan sementara mengarah pada fakta bahwa korban meninggal diduga karena penganiayaan kategori berat.

Purbo menceritakan korban meninggal karena luka yang diderita pada bagian kepala tepatnya bagian kepala antara dahi dan hidung.

“Keterangan dokter, luka di kepala itu akibat pukulan benda tumpul. Semoga bisa cepat ketemu dan motif menyebabkan korban dianiaya dan meninggal dunia. Itu penganiayaan berat menyebabkan korban meninggal. Menurut dokter yang memeriksa, tidak ada luka senjata tajam,” paparnya.

Purbo menjelaskan saat ditemukan orang, korban masih dalam kondisi hidup. Korban masih sempat ditanya penyebab luka pada kepala.

Baca Juga :  Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan

Menurut keterangan saksi yang menemukan kali pertama, korban terluka karena jatuh di kamar mandi. Setelah itu saksi pergi memanggil rekannya untuk meminta bantuan menolong korban.

“Mereka yang lapor ke Polsek Colomadu. Si saksi itu mau ke kamar mandi buang air. Lewat kamar korban lihat kondisinya bersimbah darah. Saksi sempat menyuruh korban cuci muka. Begitu dibawa ke rumah sakit, ditangani. Polisi datang ke rumah sakit, kondisi korban tidak bisa ditanyai,” jelas dia.

Polisi masih mendalami keterangan seluruh saksi. Menurut informasi, korban sempat berurusan dengan pengamen sebelum kejadian tersebut. Tetapi polisi tidak bisa menarik kesimpulan secara gegabah perihal informasi tersebut. Wardoyo