JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Hebat, Petani di Patihan Sragen Mampu Produksi Benih Padi Varietas Unggul dan Kelas Jumbo. Per Hektare Bisa Hasilkan 9 Ton Gabah, Jadi Primadona di Soloraya, Jatim Hingga Jabar

Anggono Fajar (tengah) bersama dua petani menunjukkan sampel benih padi unggulan produksi PB Tani Maju Jaya di Dukuh Gondangan, Patihan, Sidoharjo, Sragen. Foto/Wardoyo
   
Anggono Fajar (tengah) bersama dua petani menunjukkan sampel benih padi unggulan produksi PB Tani Maju Jaya di Dukuh Gondangan, Patihan, Sidoharjo, Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Hegemoni dan kreatifnya para petani dan pertanian Sragen memang tak diragukan lagi. Salah satunya inovasi dalam menemukan dan memproduksi benih padi.

Seperti di Desa Patihan, Sidoharjo di mana ada salah satu petani yang mampu memproduksi benih padi kualitas super.

Usaha produksi benih padi varietas unggul itu dinaungi oleh Produsen Benih (PB) Tani Maju Jaya (TMJ) atau Tani Maju Jaya Indonesia (TMJIndonesia) di Dukuh Gondangan, RT 31/7, Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Selama hampir delapan tahun, PB ini diam-diam telah berinovasi dengan menelorkan sejumlah varian benih padi berkualitas unggulan.

“Kami sudah memproduksi benih sejak 2012 lalu. Sudah bersertifikasi di bawah BPSB Jawa Tengah. Benih yang kami produksi adalah benih padi super dan kelas ekslusif jumbo,” papar Anggono Fajar, Manajer Pemasaran PB Tani Maju Jaya Patihan, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (8/3/2020).

Anggono menjelaskan produksi benih padi di PB TMJ ada dua kelas. Yakni padi super kepala yang berlogo tugu gading dan exclusive class alias Prima Jumbo (PrimBo).

Menurutnya, PrimBo merupakan kemasan prima produk TMJIndonesia yang termasuk kelas super dan unggulan.

PrimBo yang menjadi brand baru itu diproduksi melalui tahapan proses yang panjang dan jaminan bersih, tumbuh dan hasil panen melimpah.

Varietas benih yang diproduksi pun juga varietas unggulan. Seperti Inpari 32, Situ Bagendit, Sunggal, Ciherang dan IR 64.

Baca Juga :  Kado Manis di HUT Kabupaten Sragen Ke 278 Tahun Dapat Predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ini Kata Bupati Yuni !

“Yang paling banyak diminati adalah Sunggal dan Inpari 32. Tapi untuk varietas lain juga cukup diminati karena memang kualitasnya di atas benih lainnya,” urai Anggono.

Ia menguraikan benih produksi PB TMJ memiliki banyak keunggulan. Selain diproses empat kali blower, kualitas gabah yang dijadikan untuk bahan dasar benih juga kualitas kepala atau unggulan.

Sehingga ada jaminan kebersihan, jaminan tumbuh dan jaminan kualitas produksi tetap terjaga.

“Kotoran atau biji kopong hanya 0,2 persen, jaminan tumbuh dan berkecambah juga tinggi karena proses seleksi gabah untuk benihnya juga sangat ketat. Sehingga jaminan tumbuh saat disemai sangat tinggi. Satu lagi, ketika sudah ditanam dan jelang panen, padi produksi kami ini akan terlihat rapak atau tingginya seragam. Nggak wurndek (duwur cendek atau tidak rata),” urainya.

Anggono menguraikan usaha benih padi unggul itu digawanginya bersama orangtuanya. Selama ini proses penanaman, panen hingga sortir gabah untuk benih dilakukan sendiri sehingga bahan gabah yang dipilih benar-benar baik.

Ia menyampaikan selama ini produksi benihnya sangat diminati dan menjelajah di areal Jawa. Mulai dari Soloraya, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga sebagian Jawa Barat.

“Satu musim tanam, benih kami yang terserap ke pasar bisa mencapai 180 ton. Setahun tiga kali musim tanam sekitar 540 ton,” terangnya.

Baca Juga :  Geger! Warga Karangmalang Sragen Ditemukan di Dasar Sumur, Asbes Penutup Sumur Pecah dan Korban Terperosok
Benih Padi kemasan PrimBo atau Prima Jumbo produksi PB Tani Maju Jaya, yang menjadi salah satu benih unggulan. Foto/Wardoyo

Anggono menambahkan selain jaminan tumbuh, benih unggulan yang diproduksinya memiliki tingkat produktivitas tinggi.

Seperti dua varietas yang selama ini jadi primadona, yakni Sunggal dan Inpari 32, diakui oleh petani banyak memiliki keunggulan dibanding benih lainnya.

Varietas Sunggal juga menjadi unggulan karena mengurangi penggunaan pupuk dan memiliki populasi rumpun atau anakan yang banyak.

“Sunggal itu bentuk padi, bulir padi panjang dan besar. Sedangkan Inpari 32 memiliki bentuk padi ramping, postur tubuhnya tegak dan langsing. Malainya lebih panjang dan gabahnya lebih bernas. Dan yang terpenting produktivitas benih kami juga sangat tinggi. Dari ubinan yang telah diujicobakan selama ini, satu hektare produktivitasnya bisa 9 ton gabah kering panen atau 7,5 ton gabah kering giling,” terangnya.

Atas inovasi yang dilakukannya di bidang perbenihan, Anggono berpesan kepada petani untuk senantiasa memilih benih yang berkualitas. Karena pemilihan benih menjadi tahapan awal yang sangat penting dan menentukan.

Kemudian saat pemeliharaan, ia menyarankan penggunaan obat-obatan tentunya harus disesuaikan dengan kegunaan yang benar. Ia menggambarkan sebelum ada penyakit, setidaknya sudah ada imunisasi untuk pencegahan penyakit datang.

“Kalau benihnya unggul dan bagus, tentu pertumbuhan akan baik dan produksi akhirnya akan melimpah.Satu lagi, produk benih ini asli Sragen Mas,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com