JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Solo

Tips Menjalani Masa Pensiun. Tak Perlu Risau, Jalani dengan Alami

   

 

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Menjadi pensiunan adalah sebuah keniscayaan bagi semua orang yang bekerja sebagai pegawai, baik karyawan dari instansi pemerintah maupun swasta.

Bagaimana kisah para pensiunan menjalani hidupnya sehari-hari setelah mereka tidak lagi bekerja sebagai karyawan? Bagaimana mengisi waktu-waktu luang mereka?. Hal-hal itulah yang diobrolkan ketika para pensiunan berkumpul bersama-sama.

Seperti yang dilakukan sekitar 20 orang pensiunan dari berbagai kantor, baik negeri maupun swasta saat hadir dalam acara “Ngobrol Santai Menghadapi Pensiun” pada Sabtu (6/11/2021) bertempat di Resto Bali Solo di Kota Solo, Jawa Tengah.

Dalam acara yang diprakarsai oleh H Herman Ady Rachman pensiunan Kepala Pemberitaan RRI Surakarta, ini mereka  saling berbagi pengalaman menghadapi masa pensiun dan saat menjalani hari-hari pensiun mereka.

Acara yang dipandu oleh Bambang Mintosih MSDC, yang akrab dipanggil Benk Mintosih, pensiunan pegawai hotel terkemuka di Jawa Tengah itu berlangsung semarak. Banyak cerita yang mereka saling bagi di antara mereka.

Mengawali sharing, Bambang Mintosih yang akrab dipanggil Benk menyampaikan pengalamannya saat memasuki pensiun. Agak kaget ketika pagi-pagi tidak lagi bersiap-siap ke kantor.

Baca Juga :  Santai Hadapi Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Gibran Ngantor Seperti Biasa

Ia mengatakan, masalah yang biasanya dihadapi para pensiunan, terutama yang pernah punya jabatan tinggi dan kekuasaan adalah post power syndrome.

Itu adalah suatu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan, yang diikuti dengan menurunnya harga diri.

“Saat punya jabatan dan kekuasaan, kita mau naik mobil saja dibukakan pintunya, dan kita punya sopir, kemudian setelah pensiun nggak ada yang membukakan pintu mobil dan nggak ada yang nyopiri,” katanya mencontohkan.

“Atau, biasanya tinggal kongkan-kongkon (suruh-suruh), sekarang nggak ada yang dikongkon (disuruh). Dilakukan sendiri semua,” ujar Benk melanjutkan sambil tersenyum.

Dia kemudian menyampaikan tips mengatasi power syndrome. Antara lain, menanamkan di dalam hati bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup selamanya, bahwa suatu waktu —suka ataupun tidak— kedudukan seseorang akan digantikan oleh orang lain.

“Ya tanamkanlah pada diri kita bahwa pensiun adalah sesuatu yang wajar yang merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan oleh siapapun. Dengan jalan menerima bahwa hal tersebut adalah suatu kenyataan hidup, maka hati kita menjadi tenang. Jauh dari kerisauan memikirkan masa pensiun,” katanya.

Baca Juga :  Kasus Catering di Solo Kena Tipu Hampir 1 Miliar, Ternyata Menantu Tipu Mertua dan Istrinya Sendiri

Tips lain, datang dari Herman Ady Rahman, pensiunan RRI Surakarta. Ia menyarankan agar pensiunan juga mempersiapkan tabungan sebaik-baiknya dan membuat rencana investasi jangka panjang dengan risiko yang seminimal mungkin.

“Misalnya buka kos-kosan, buka warung makan, toko kelontong atau usaha kecil lainnya. Masa era media sosial sekarang bisa dimanfaatkan untuk jualan online,” kata Herman.

“Misal ibu-ibu yang hobi masak atau bikin kue di rumah, bisa menyalurkan hobinya tersebut dan dijual secara online melalui media Facebook, Instagram atau melalui status WhatsApp,” ujarnya memberi contoh.

Sementara itu Bank juga menambahkan, setelah pensiun dari pimpinan di sebuah hotel berbintang saat pandemi Covid-19 menerjang, dia kemudian bersama beberapa kawannya pengusaha antara lain mengelola Resto Bali Solo dan sebuah hotel syariah.

Adapun sebagian pensiunan yang mengikuti acara yang tersebut juga telah membuka usaha —dan termasuk suskses— antara lain usaha wedangan (angkringan) di Kota Solo, dan mengelola vila di kawasan wisata di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. (ASA)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com