Deretan Manfaat Omega 3 dan Omega 6 untuk Bayi, Salah Satunya Bagus untuk Perkembangan Otak

JOGLOSEMARNEWS.COM – Omega 3 dan omega 6 merupakan asam lemak yang sangat penting untuk manusia, terutama bagi bayi. Omega 3 dan omega 6 memiliki pengaruh baik terhadap perkembangan otak dan tubuh bayi.

Kedua nutrisi penting ini biasanya terdapat dalam berbagai jenis ikan seperti salmon, tuna, dan tongkol. Selain itu, asam lemak tersebut juga dapat ditemui pada kacang polong, bayam, daun papaya, brokoli, dan labu.

Dilansir dari laman RSUD Nyai Ageng Serang, sistem saraf pusat dan otak merupakan organ vital yang pertama dibentuk. Sel neuron otak mulai bertumbuh pada minggu ke-20 hingga ke-36 kehamilan dan terus disempurnakan hingga bayi berumur dua tahun.

Pada periode ini, sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk mengonsumsi ikan terutama ikan laut dan sayuran agar kebutuhan omega 3 dan omega 6 terpenuhi. Kedua asam lemak ini dapat membantu tumbuh kembang otak anak.

Selain menunjang tumbuh kembang otak, omega 3 dan omega 6 memiliki fungsi lain seperti berikut:

Omega 3

• Melancarkan sirkulasi peredaran darah dalam tubuh sehingga menunjang kesehatan jantung bayi.
• Mempertajam penglihatan bayi dan meningkatkan kesehatan mata.
• Melancarkan mekanisme pencernaan pada bayi,
• Memiliki sifat anti inflamasi sehingga sangat baik bagi sistem persendian tubuh bayi.
• Meningkatkan stamina tubuh bayi.
• Sangat baik bagi kesehatan kulit bagi yang sensitive dengan beragam penyakit kulit.

Omega 6

• Menekan kadar kolesterol dalam darah sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan jantung bayi.
• Dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah dan menunjang kesehatan sistem peredaran darah dan sirkulasi oksigen dalam sistem pernafasan bayi.
• Mengatur kadar gula dalam darah.
• Menunjang perkembangan sistem syaraf bayi.
• Tak hanya pada bayi, omega 3 dan 6 juga baik untuk memenuhi nutrisi anak dan remaja. Menurut penelitian yang dilakukan di Swedia, anak berusia 15 tahun yang makan ikan sedikitnya satu kali dalam seminggu mencatat prestasi tinggi dalam ujian intelijensi ketika mereka berusia 18 tahun dibandingkan dengan yang jarang mengonsumsi ikan.