JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah-Kisah Horor di Embung Sulur. Bus Carteran Pengantin Nyasar Semalaman di Jalan Tanggul, Sopir Ungkap Ada Jalan Tak Kasat Mata!

Warga memadati proses pencarian dan evakuasi dua bocah yang dikabarkan tenggelam di Waduk Sulur Gringging Sambungmacan, Sragen, Kamis (4/8/2022) malam. Foto/Istimewa
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Insiden tewasnya dua bocah yang duduk di bangku SD asal Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Sragen ditemukan tewas tenggelam di Embung Sulur atau Waduk Sulur, Desa Gringging, Sambungmacan, Kamis (4/8/2022) malam menguak kisah lain dari embung tersebut.

Ternyata, selama ini Embung atau waduk di Desa Gringging itu sudah banyak menghadirkan kisah-kisah tak masuk nalar.

Percaya atau tidak, warga menyebut sudah ada beberapa kejadian-kejadian aneh yang terjadi di Embung tersebut.

Seperti kisah bus Carteran untuk mengiring pengantin asal desa setempat yang mendadak terdampar sampai ke tanggul Embung.

Kisah itu terjadi sekitar beberapa tahun lalu, diungkap Kasus Gringging, Suwanto. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia membenarkan Embung Sulur memang sudah identik dengan kejadian-kejadian aneh.

“Beberapa tahun lalu, saya agak lupa pasnya. Warga sini ada yang mau ngiring manten ke Jawa Timur. Kemudian nyarter bus dari Jawa Timur juga. Bus sudah janjian sampai sini malam. Tapi sampai pagi nggak sampai juga. Ternyata busnya nyasar sampai jalan di dekat tanggul. Bus ternyata terdampar semalaman di situ, sopirnya nggak sadar. Waktu sadar, sopirnya bilang seperti lewat di jalan halus. Nggak tahunya nyasar sampai Embung itu. Padahal jalan itu enggak ada. Waktu itu ya banyak yang nggak percaya, karena nggak masuk akal bus bisa nyasar sampai situ. Tapi kenyataannya begitu,” ujarnya Sabtu (6/8/2022).

Jenazah bocah SD di Gringging, Sambungmacan, Sragen yang tewas tenggelam di Embung sulur, Kamis (4/8/2022) malam. Foto/Wardoyo

Suwanto juga menyebut beberapa keanehan lain dari embung tersebut. Termasuk rentetan kasus kematian bocah yang ditemukan tewas tenggelam.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Terakhir, dua hari lalu, dua bocah SD setempat ditemukan tewas saat bermain dan mandi di Embung.

Menurut catatan pihak desa dan warga, sejauh ini sudah ada tiga bocah setempat yang tewas tenggelam di waduk tersebut.

Menariknya, entah hanya kebetulan atau memang ada horor tertentu, kematian tiga bocah itu menghadirkan kesamaan fakta.

Ya, menurut catatan warga dan pihak desa, tiga bocah yang meninggal di Embung Sulur memiliki kesamaan.

“Selama ini, dari tiga kejadian bocah meninggal tenggelam di situ, semuanya memang anak sini. Tapi kelahirannya bukan asli sini,” urainya.

Jenazah bocah SD di Gringging, Sambungmacan, Sragen yang tewas tenggelam di Embung sulur, Kamis (4/8/2022) malam. Foto/Wardoyo

Suwanto masih ingat betul tiga kejadian tragis tewasnya tiga bocah di Embung yang selama ini jadi penopang irigasi pertanian di desanya itu.

Korban tenggelam pertama terjadi sekitar 10an tahun lalu di saat awal-awal Embung baru selesai dibangun. Seingatnya, kala itu satu bocah meninggal saat bermain di Embung.

Meski tinggal di Gringging, namun bocah tersebut ternyata lahir di luar desa yakni kelahiran Jogja.

Fakta serupa juga didapati pada dua bocah kelas IV SD yang barusaja meninggal bersamaan pada Kamis (4/8/2022) malam, Muhammad Al Farizzi (9) asal Dukuh Sulurejo RT 27, Desa Gringging dan Keynandra Velaocta Kurniawan (9) warga Dukuh Klinge, Desa Gringging, Sambungmacan, Sragen.

Suwanto menyampaikan meski tinggal di Gringging, dari riwayatnya, kedua bocah itu ternyata juga bukan asli kelahiran Gringging.

Farizzi yang tinggal bersama orangtuanya, diketahui kelahiran Tangerang Banten.

Sementara Keynandra yang tinggal bersama neneknya, diketahui lahir di Batam, tempat kedua orangtuanya merantau.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Entah kebetulan atau memang ada kaitannya, ternyata selama ini anak yang meninggal di Embung Sulur itu semua bukan kelahiran asli sini,” urainya.

Senada, Kepala SDN Gringging 2, Hartono juga mencatat hal yang sama. Seingatnya dari 3 bocah siswa yang tewas tenggelam memang semuanya berdomisili di Gringging.

Akan tetapi mereka sama-sama tidak dilahirkan di Gringging. Melainkan dilahirkan di luar daerah.

“Ya begitulah. Kalau dirunut, tiga korban anak yang meninggal semuanya memang kelahiran luar daerah semua,” ucapnya.

Saat ditanya perihal keberadaan Embung Sulur, Kades Gringging, Gatot Yunianto, menyampaikan Embung itu sudah lama dibangun tepatnya sekitar tahun 2013.

Saat ini, debit air di Embung sebenarnya tidak terlalu tinggi yakni di bawah pintu air. Ia menduga dua bocah yang tewas kemarin malam diduga terpeleset di bagian yang agak dalam.

Ia juga membenarkan jika dari tiga korban yang tewas tenggelam selama ini semuanya memang kelahiran luar Desa Gringging.

“Entah kebetulan atau memang ada faktor lain, yang jelas anak yang meninggal di situ semuanya kelahirannya bukan asli Gringging,” imbuhnya.

Saat ditanya apakah lokasi Embung termasuk angker, Gatot tidak bisa mendeteksi. Namun menurut warga, memang ada titik yang konon dikenal angker di wilayah Embung itu.

“Yang angker kabarnya sebenarnya bukan pas di embungnya, tapi di dekat situ sebelah Utara. Ya boleh percaya boleh tidak, kalau menurut warga ya seperti itu,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com