JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Lakukan Penggeledahan, Polisi Temukan Serbuk dalam Kendi di Rumah Terduga Teroris di Sleman

Polisi berjaga di sekitar rumah salah satu terduga teroris di Pandowoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (22/1/2023) / tribunnews
   

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Polisi menemukan serbuk di dalam wadah serupa kendi saat melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris, AW di Jogopaten, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, Senin (23/1/2023) sore.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AW yang sehari-harinya berprofesi sebagai driver ojek online (Ojol) itu ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Dalam penggeledahan tersebut, Polisi masih berupaya mencari barang bukti lain. Dan hasilnya, polisi menemukan lagi serbuk dalam wadah menyerupai kendi yang disimpan di kamar terduga.

“Barusan dilakukan tambahan pencarian barang bukti, dan tadi ditemukan lagi. Semacam serbuk di dalam (wadah) kayak bejana. Kayak kendi lah. Ditemukan di dalam kamar (terduga),” kata Dukuh Jetis Jogopaten, Agus Suwardana, Senin (23/1/2023).

Menurutnya, ada sembilan petugas yang hari ini melakukan penggeledahan di rumah terduga.

Petugas tersebut berasal dari Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng dan INAFIS Polda DIY.

Ia bersama Ketua RT setempat dan penghuni rumah yang diwakili adik AW diminta menyaksikan penggeledahan tersebut.

Penggeledahan menyasar pada beberapa tempat yaitu di kamar AW dan bagian belakang rumah.

 

Di bagian belakang negatif. Petugas tidak menemukan apa-apa.

Tapi di kamar AW petugas kembali menemukan serbuk yang disimpan di dalam wadah serupa kendi.

Selain itu, petugas juga menemukan semacam swab residu yang digunakan untuk mendeteksi apakah serbuk tersebut bahan peledak atau bukan. Swab tersebut tersimpan dalam amplop.

Menurutnya, penggeledahan tersebut berlangsung selama 45 menit.

Dimulai dari pukul 14.00 dan berakhir pada 14.45 WIB. Meski menemukan serbuk namun, kata Agus, polisi tidak langsung membawa serbuk tersebut. Petugas hanya membawa sampelnya saja.

Baca Juga :  Polisi Amankan 2 Pelaku Penganiayaan dan Perusakan Mobil Takbir Keliling di Yogya

“Hanya sampelnya saja yang dibawa. Serbuknya masih ada (di dalam kamar terduga). Saya suruh mengamankan, karena itu sangat bahaya,” tutur Agus

 

Tidak Ada Pengucilan

 

Lebih lanjut, Agus menilai atas insiden penangkapan terduga teroris di wilayahnya ini, masyarakat akan menyikapi dengan bijaksana.

AW, yang merupakan warganya itu dinilai hanya tergiur oleh ajaran yang melenceng dan tidak tepat.

Pihaknya mengaku tetap welcome atau akan menerima AW, seandainya nanti telah selesai menjalani proses hukumnya. Tentu dengan dilakukan pembinaan.

Terhadap keluarga terduga pun, Ia mengaku masyarakat tetap terbuka. Tidak mengucilkan.

 

“Keluarga (terduga) ndak, ndak dikucilkan. Kita interaksi biasa. Tidak ada pengecualian,” kata dia.

Diketahui sebelumnya, adik AW, US mengaku kaget ketika mendapatkan kabar dari ketua RT bahwa kakaknya ditangkap polisi.

Saat itu, yang Ia khawatirkan cuma satu, yaitu kesehatan sang Ibu yang sudah tua dan sakit.

Di samping itu, Ia juga khawatir penangkapan kakaknya sebagai terduga teroris, akan berdampak sosial di masyarakat.

Ia takut keluarganya dikucilkan. Padahal, kata US, apa yang dilakukan AW adalah pribadi.

Pihak keluarga tidak tahu menahu. US berharap, sang Kakak bisa berubah.

“Harapan saya buat mas AW. Berubahlah. Jangan tertutup atau gimana. Dia itu kan ya seperti biasa (pada umumnya), tapi kita ndak tau yang di dalamnya apa saja, kita gak tau. (Harapan saya) Terbuka. Kemudian mengingat ibu, kondisi ibu,” kata dia.

Baca Juga :  Senggol Motor Saat Mendahului, Pelajar SMP di Kulonprogo Ini Jatuh dan Dihantam Pikap Hingga Tewas

US menceritakan, kakaknya yang berprofesi ojek online (Ojol) selama ini dikenal beraktivitas normal seperti masyarakat pada umumnya. Pihak Keluarga mengaku kaget dengan kabar penangkapan tersebut.

“(Pas kejadian). Saya kerja. Jam 6 masuk kerja. Pulang jam 5. Saya pulang dikabari sama Pak RT, saya kaget. Ndak tau, ada kejadian seperti itu,” katanya.

AW memiliki dua adik. US merupakan adik kedua atau yang terakhir.

Ia menyampaikan, pihak keluarga tidak tahu menahu dengan barang bukti yang diamankan pihak Kepolisian dari dalam rumahnya.

 

Sebab, di dalam rumah, AW memiliki kamar sendiri yang berada di bagian depan, dan anggota keluarga jarang ada yang masuk ke dalam kamar tersebut.

Menurut US, kehidupan AW dalam keseharian biasa, selayaknya masyarakat pada umumnya.

Jika ada orang meninggal, ia datang melayat. Ada acara kenduren juga datang.

Bahkan kadang juga ikut kerjabakti di kampungnya. Meksipun tidak selalu bisa ikut kegiatan karena harus mencukupi kebutuhan dengan bekerja menjadi driver ojek online.

Tiap pagi, diceritakan dia, aktifitas AW mencari nafkah dengan menjadi driver ojek online.

Kadang dapat penumpang, kadangkala hingga siang juga tidak dapat. Untuk kebutuhan sehari-hari di rumah, Ia dan AW mencukupinya secara bergantian.

“Untuk kebutuhan sehari-hari kita gantian. Misalnya, beli listrik. Nanti kalau saya ada, ya saya. Dan mas saya ada, ya Mas saya, karena kan ngojek gak tentu,” kata dia.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com