
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bermula ucapannya di meja makan, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, langsung mendapat sambutan dari berbagai Partai Politik (Parpol).
Sejumlah Parpol, bahkan seperti berlomba-lomba untuk merayu Kaesang untuk masuk menjadi kader politik di partainya.
Sebut saja seperti Golkar, PDIP, PSI, PKB hingga Gerindra seolah membuka karpet merah bagi Kaesang.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memperkirakan dukungan partai politik untuk Kaesang Pangarep bakal mengendur setelah Jokowi lengser sebagai Presiden pada 2024.
Menurut Adi dukungan partai politik saat ini banyak mengalir ke Kaesang karena memandang sosok Jokowi.
“Siapa yang bisa jamin back up politik itu utuh selamanya setelah Kaesang tak lagi jadi anak presiden yang dalam banyak hal pasti berpengaruh terhadap pamor Kaesang,” ujar Adi saat dihubungi Tempo, Senin (30/1/2023).
Adi mengatakan, Jokowi bakal lengser pada 20 Oktober 2024, sementara Pilkada dilaksanakan 27 November 2024.
Jika Kaesang jadi terjun ke politik dan mengiktui Pilkada, menurut Adi ada waktu sekitar satu bulan status Kaesang berubah menjadi anak mantan presiden.
“Bisa jadi partai yang saat ini terlihat power full dukung Kaesang perlahan mengendur,” kata Adi.
Belum Berpengalaman di Politik
Selain sosok Jokowi yang membayangi Kaesang, Adi menilai bahwa bekal Direktur Utama Persis Solo itu masih minim di dunia politik.
Apalagi Adi melihat gaya Kaesang di publik selama ini lebih mencerminkan seorang pengusaha dibandingkan politikus.
“Kaesang ke politik hanya berbekal anak presiden. Itu artinya tak ada alat rekam jejak di bidang politik yang bisa dijadikan alat ukur menilai Kaesang. Ini fakta politik yang tak bisa dibantah memang,” kata Adi.
Meski tak ada catatan di bidang politik, Adi menyebut pengalaman Kaesang sebagai pengusaha muda sukses bisa diduplikasi di bidang politik.
Keyakinan ini didasarkan pada asumsi bahwa dunia politik tak ada bedanya dengan dunia bisnis.
Namun, Adi menyebut kesuksesan Kaesang di bidang ekonomi tak menjadi jaminan bakal sukses di politik.
“Sudah banyak contoh kasusnya. Apalagi dunia politik penuh intrik, kompetisi keras, onak duri dan seterusnya. Belum lagi soal senioritas di politik dan birokrasi juga cukup kuat,” kata Adi.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com