JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kesal Tak Segera Gelar PTM, Wali Murid SMK Swasta di Sragen Nekat Mengadu ke Gubernur. Curhatnya: Bayaran Jalan Terus, Tapi Siswa Jadi Nggak Fokus!

Dawam. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang wali murid salah satu SMK swasta di Sragen, Dawam (50) mengaku kesal dengan kebijakan sekolah swasta di Sragen yang tidak segera menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

Bahkan wali murid asal Desa Tanon, Kecamatan Tanon itu nekat hendak mengadu dan menghadap ke Gubernur agar mendesak sekolah SMA dan SMK swasta di Sragen segera menggelar PTM.

“Iya, hari ini saya akan mengadu ke Gubernur Ganjar. Saya terus terang sudah nggak sabar, kenapa SMK swasta di Sragen kok nggak segera menggelar tatap muka. Padahal sudah level 3, SD sampai SMP sudah mulai tatap muka sejak seminggu lalu,” papar Dawam kepada wartawan, Senin (13/9/2021).

Pria yang juga menjabat sebagai perangkat desa itu menguraikan desakan PTM itu disampaikan lantaran sudah terlalu lama sekolah anaknya menggelar belajar daring.

Menurutnya, belajar via HP yang hampir dua tahun berjalan dinilai sama sekali tidak efektif.

Proses transfer ilmu dari guru ke siswa tidak berjalan sebagaimana mestinya karena faktanya hampir sebagian besar siswa justru lebih banyak keranjingan main game dan medsos ketimbang belajar.

“Sementara bayaran jalan terus nggak ada kortingan sama sekali. Padahal faktanya anak nggak bisa fokus mendapat ilmu. Lha gimana tiap hari hanya disuruh ngerjakan tugas. Sementara ilmunya belum paham. Akhirnya anak jadi enggak fokus. Terus terang kami selaku wali murid keberatan nggak segera ada PTM,” jelasnya.

Baca Juga :  Nostalgia Foto-foto Jadul Terminal Bus Martonegaran Sragen

Dawam menyebut pembelajaran online atau daring, juga makin membebani orangtua. Sebab meski anak tidak sekolah, namun biaya tetap jalan seperti pembelajaran normal.

Selama pembelajaran daring, ia mengaku tidak terhitung biaya yang dikeluarkan untuk membeli kuota HP anaknya.

“Dan ini barangkali juga dirasakan oleh banyak wali murid dan nggak hanya saya sendiri. Saya khawatir semakin lama belajar daring dan nggak dimasukkan ke sekolah, anak-anak ini semakin lupa dan kehilangan motivasi untuk sekolah karena terlanjur keenakan di rumah. Makanya kami minta Pak Gubernur segera menggerakkan PTM di SMA dan SMK swasta,” tandasnya.

Solo 14 Sekolah Ujicoba PTM

Berbeda dengan di Sragen, sebanyak 14 SMA dan SMK di Kota Solo sudah mendapat kesempatan menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) tahap pertama sejak pekan lalu.

Selama dua pekan, sekolah-sekolah itu akan dipantau dan dievaluasi pelaksanaan PTM dan prokesnya oleh Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jateng.

Hal itu disampaikan Kepala Cabang Dinas Jateng VII, Suratno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin. Ia mengatakan sejauh ini, ujicoba PTM di jenjang SMA dan SMK di Solo sudah berjalan sejak awal pekan lalu.

Baca Juga :  KPU Tetapkan Calon Terpilih DPRD Kabupaten Sragen 2024 dan Ini Nasib Caleg PDIP !

Ada 14 sekolah yang mendapat rekomendasi. Terdiri dari 5 SMA dan 9 SMK. Sekolah-sekolah itu ditunjuk karena sebelumnya sudah mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 dan lolos verifikasi dari hasil pengecekan di lapangan.

“Sudah kita mulai, beberapa sudah diizinkan dari satgas covid. Ada 14 sekolah dulu di tahap pertama yang kita izinkan. Karena syarat kuncinya di satgas covid dan dinas gitu,” paparnya.

Suratno menguraikan selain rekomendasi dari Satgas dan dinas, syarat terpenting untuk mendapat izin PTM adalah komitmen dari sekolah, guru dan orangtua siswa.

Semua syarat itu mutlak harus dipenuhi selain kesiapan sarpras sekolah untuk menunjang penerapan prokes. Sekolah yang belum mendapat rekomendasi dilarang untuk menggelar ujicoba PTM.

“Untuk tahap kedua yang direkomendasikan sudah cukup banyak. Tapi kemampuan kami mengendalikan dari sisi monitoring dan sebagainya, sehingga diputuskan baru 14 sekolah dulu,” jelasnya.

Suratno menyampaikan ujicoba PTM ini akan digelar dengan durasi dua minggu. Setiap akhir pekan akan dilakukan evaluasi. Jika berjalan sesuai ketentuan dan lancar, maka akan dilanjutkan.

“Kita sudah wanti-wanti semua harus menunggu, harus dapat izin dulu. Satu dapat rekomendasi dari Satgas Covid-19. Kedua dapat izin dari Cabang Dinas,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com