JOGLOSEMARNEWS.COM Market Ekbis

Rupiah Kembali Ditutup Loyo, Kini Rp 15.500 Per Dolar AS

Ilustrasi rupiah. Pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Rupiah ditutup melemah di level Rp 15.427 per dolar Amerika Serikat dalam perdagangan akhir pekan, Jumat, 14 Oktober 2022.

Jika dibandingkan perdagangan sebelumnya rupiah melemah 65 poin, karena posisi rupiah pada penutupan sebelumnya di angka Rp 15.361 per dolar Amerika Serikat.

“Situasi yang mencekam, dunia saat ini sedang menghadapi risiko yang makin meningkat, inflasi yang tinggi, pertumbuhan upah, kerawanan energi dan pangan, risiko iklim, dan fragmentasi geopolitik,” kata Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar sempat bergerak lebih loyo pada perdagangan akhir pekan ini. Pada Jumat siang, rupiah melemah 70 poin, lalu sedikit bangkit.

Baca Juga :  BPRS Saka Dana Mulia Kudus Ditutup, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

Kemudian untuk perdagangan pekan mendatang, rupiah akan dibuka fluktuatif. Namun, Ibrahim memprediksi mata uang garuda ini masih bakal loyo pada penutupannya di posisi Rp 15.410-15.460.

Baca juga: Rupiah Diprediksi Masih Tertekan oleh Lonjakan Greenback Hari Ini

Ibrahim melanjutkan, guncangan harga karena perang Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut telah mempengaruhi sebagian besar negara dan berdampak terhadap tekanan ke rupiah. Negara-negara berkembang dan negara pengimpor energi saat ini menghadapi beban tertinggi.

“Kemudian pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dan ini juga menciptakan ancaman bagi pemulihan ekonomi. Saya prediksi, situasi global akan tetap sulit di tahun 2022 dan mungkin dapat meluas hingga tahun 2023,” ucap Ibrahim.

Baca Juga :  BPRS Saka Dana Mulia Kudus Ditutup, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

Ibrahim melanjutkan, tak satu pun orang dapat meramalkan bagaimana kondisi ekonomi global ke depan. Meski demikian, ia menyatakan negara perlu optimistis bahwa otoritas fiskal dan moneter akan membuat kebijakan yang tepat. Cara Indonesia menghadapi krisis, kata dia, sudah terbukti saat pandemi Covid-19.

“Pemerintah akan berfokus terhadap konsumsi masyarakat agar terus bisa berjalan dengan baik dengan memberikan insentif yang lebih terutama berupa bantuan sosial (bansos), BLT, subsidi pangan dan lainnya karena Konsumsi masyarakat 50 persen berpengaruh pada produk domestik bruto,” ucapnya.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com