JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Covid-19 Merebak di 18 SMA/SMK di DIY

Corona
Ilustrasi Covid-19 / Pixabay
   

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Covid-19 kembali melonjak lagi. Di wilayah  DIY sendiri, kasus Covid-19 ditemukan pada 18  sekolah jenjang SMA/SMK.

Demikian dingkapkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY. Meski demikian, tak seluruh penemuan itu dapat dikategorikan sebagai klaster penularan.

Pasalnya, sebagian besar siswa yang terinfeksi tidak menularkan kepada warga sekolah lainnya.

Menurut Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, penularan biasanya ditemui dari seorang siswa yang izin tidak masuk sekolah karena sakit.

Karena bergejala Covid-19, yang bersangkutan langsung melakukan pemeriksaan dan memperoleh hasil positif.

“Tapi tidak serta merta ketika kita skrining teman sekelasnya itu terpapar. Jadi tidak bisa dikatakan klaster,” terangnya, Jumat (4/2/2022).

Didik melanjutkan, dari 18 sekolah yang ditemui paparan Covid-19, hanya dua sekolah yang akhirnya ditutup secara menyeluruh untuk sterilisasi. Yakni SMAN 8 Yogyakarta dan SMAN 2 Bantul.

Penutupan itu dilakukan atas permintaan sekolah. Sedangkan di sekolah lain, penutupan hanya dilakukan pada kelas yang ditemui penularan pada siswanya.

Untuk memutus rantai penularan, sekolah juga melakukan skrining kepada para siswa di sekolah.

Di SMAN 2 Bantul misalnya, seluruh siswanya di-tracing pada Jumat ini setelah 17 siswanya dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga :  2 Kali Gagal Bunuh Diri, Lelaki di Bantul Ini Akhirnya  Meninggal di Upaya ke-3

“Permintaan SMA 8 ditutup lima hari, kemudian sekarang SMA 2 Bantul. Kelasnya pasti ditutup sementera kita sterilisasi. Kalau anak dalam satu kelas, ya, ikut PJJ (pembelajaran jarak jauh),” tandasnya.

Pemda DIY telah meminta seluruh sekolah mengurangi kapasitas PTM dari 100 menjadi 50 persen. Untuk mendukung kebijakan itu, sekolah diperbolehkan menerapkan sistem shift atau bergilir) dalam penerapan PTM 50 persen.

Kebijakan ini sesuai dengan surat edaran Kementerian Dalam Negeri (kemendagri). Dalam surat edaran itu, DIY yang masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 sehingga dapat menerapkan PTM 50 persen.

“PTM 50 persen kan baru berjalan kemarin dimulai Rabu (3/2/2022) ini berarti tiga hari. Sudah dilaksanakan di masing-masing sekolah. Jadi sementara itu pertemuannya di kelas 50 persen tapi dilaksanakan dua kali dengan model waktu jam pelajaran kita kurangi dari 45 menit jadi 35-25 menit,” tandasnya.

Evakuasi murid

Belasan siswa dari sekolah boarding school di Kapanewon Mlati yang terpapar Covid-19 kembali dievakuasi di selter isolasi terpusat (Isoter) Asrama Haji.

Baca Juga :  Sudah Ayam Curian Lepas, Pencuri di Bantul Ini Dibekuk dan Diamankan Polisi

Total ada 59 siswa tingkat SMP maupun SMA berikut guru pengajar di sekolah tersebut yang dibawa ke Isoter.

“Evakuasi 16 siswa SMA. Kita evakuasi dari boarding school ke asrama haji. Dua putri dan 14 putra,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, Jumat (4/2/2022).

Proses evakuasi menggunakan lima ambulans. Di mana 4 ambulans mengangkut pasien dan satu ambulans digunakan untuk mengangkut barang. Evakuasi belasan siswa positif Covid-19 ini merupakan lanjutan dari evakuasi sebelumnya, pada Senin (1/2/2022) malam. Saat itu, ada 43 siswa dari jenjang SMP maupun SMA serta guru pengajar yang lebih dahulu dibawa ke Isoter.

“Mudah-mudahan terkondisi dan penularan segera berhenti,” tutur Makwan.

Ia mengungkapkan, masuknya 16 pasien ini, maka Isoter Asrama Haji saat ini telah terisi 94 pasien dari kapasitas 136 bed. Sementara, Rusunawa Gemawang dari kapasitas 101 bed sudah terisi 9 pasien.

Sementara itu, Panewu Mlati, Arifin mengatakan, dengan dievakusianya 16 siswa ke Isoter Asrama Haji pada kemarin maka total siswa dari boarding school di Mlati yang menjalani isolasi selter Asrama Haji berjumlah 59 orang.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com