JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Akhirnya, Pasar Hewan di Wonogiri Dibuka Selasa 21 Juni 2022, Bupati Jekek Sebut Sudah Mendekati Idul Adha

Penyakit mulut dan kuku
Pemantauan PMK pada peternakan sapi di Kecamatan Selogiri Wonogiri. Dok. Polres Wonogiri
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar gembira lagi ini bagi kalangan pedagang ternak. Ternyata pasar hewan di Wonogiri dibuka setelah sempat ditutup selama sebulan belakangan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengatakan seluruh pasar hewan di Wonogiri buka lagi, Selasa (21/6/2022) besuk. Dengan kata lain penutupan semua pasar hewan di Wonogiri berakhir, Senin (20/6/2022), setelah berlaku dua kali 15 hari atau satu bulan.

Mulai Selasa (21/6) besuk Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek sudah membuka kembali aktivitas pasar hewan di daerahnya kendati kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK Wonogiri masih tinggi.

“Pola penanganan atau antisipasi sekarang harus kita ganti. Kalau sebulan terakhir caranya dengan menutup pasar (hewan) yang ada, mulai besuk pasar hewan dibuka tapi dengan mengerahkan para petugas Dislapernak untuk melakukan pemeriksaan sebelum masuk pasar,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek kepada wartawan di kantornya, Senin siang.

Baca Juga :  Kasus Pembunuhan Setren Slogohimo Wonogiri, Pemilik Pekarangan Lokasi Penemuan Kerangka Resmi Jadi Tersangka

Menurut dia, salah satu alasan pelonggaran bagi para peternak maupun pedagang hewan khususnya sapi lantaran saat ini mendekati hari raya kurban atau Idul Adha 1443H.

“Kalau pasar hewan harus off (tutup) lagi ya kasihan ini mendekati Idul Adha, ekonomi bisa tumbuhlah,” imbuh pria yang akrab disapa Mas Jekek ini.

Diungkapkan, setiap hari pasaran dimana pasar hewan ramai pedagang maupun calon pembeli maka Pemkab Wonogiri melalui Dislapernak menerjunkan para mantri hewan untuk melakukan penghadangan atau  pemeriksaan sebelum sapi dibawa masuk pasar.

Baca Juga :  Kecelakaan di Sawahan Gedong Pracimantoro Wonogiri, Pengendara Honda Vario Meninggal Usai Tabrak Truk dari Belakang

“Kalau di situ sudah diketahui hewan terpapar gejala PMK maka dilarang masuk, harus dibawa pulang,” terang Jekek.

Upaya ini, lanjut bupati, kami nilai sangat tepat dan efektif mencegah penyebaran virus PMK Wonogiri.

Diakui bupati, meski pihaknya sudah dua kali menutup pasar hewan hingga satu bulan sejak kasus PMK Wonogiri pertama kali di Pasar Sapi Pracimantoro namun sapi yang suspek mau mati akibat PMK juga masih naik. Sehingga, metode pencegahan PMK Wonogiri oleh jajaran Pemkab Wonogiri khususnya Dislapernak harus  dirubah.

“Selain mengoptimalkan fungsi para mantri hewan kami juga mengalokasikan dana MP (Mendahului Perubahan) APBD Wonogiri sekitar Rp 300 juta,” tutur dia. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com