JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menengok Kebun Buah Anggur Milenial di Kedawung Sragen. Bibitnya dari Ukraina, Pemilik Sampai Kewalahan Layani Permintaan

Petani Milenial asal Mojodoyong Kedawung, Eko Winarto (kanan) bersama Camat Kedawung Endang Widayanti dan Kades Sumadi, saat menunjukkan buah anggur milenial hasil panen perdana di kebun buah anggur yang dibudidaya Eko di Mojodoyong, Kedawung, Jumat (23/12/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berada di ujung selatan Kabupaten Sragen berbatasan dengan Karanganyar, Kecamatan Kedawung dikenal memiliki hawa sejuk dan cocok untuk budidaya tanaman.

Potensi itu pun dimanfaatkan sejumlah pegiat pertanian untuk membudidayakan komoditas unggulan. Salah satunya di Desa Mojodoyong, ada petani Milenial yang sukses membudidayakan buah anggur.

Dia adalah Eko Winarto (40) petani milenial asal Dukuh Tegalrejo, RT 2.
Kebun anggur seluas 1000 M2 di green house belakang rumahnya, menjadi bukti kegigihannya untuk merintis metode pertanian modern.

Namun, kebun buah anggur itu tak seperti kebun buah pada umumnya. Ada beragam keunggulan yang membuat buah anggur di kebun milik petani yang dinobatkan sebagai Petani Milenial dan Andalan oleh Kementerian Pertanian itu terasa istimewa.

JOGLOSEMARNEWS.COM berkesempatan menyambangi kebun buah anggur itu bersama Camat Kedawung, Endang Widayanti, PPL didampingi Kades Mojodoyong, Sumadi, Jumat (23/12/2022).

“Dulu awalnya jualan tanaman, lalu tertarik dengan anggur. Kita gabung dengan asosiasi pembudidaya anggur Sukowati (Apasi). Kemudian lanjut mencoba tanam satu dua berhasil, akhirnya saya budidaya. Kebetulan cuaca dan tanah di sini mendukung,” papar Eko ditemui di kebunnya, Jumat (23/12/2022).

Dari pekarangan seluas 1000 M2 itu, ia bangun green house sederhana. Bibit anggur yang ditanam pun jenis unggulan yang didatangkan dari Ukraina dan Israel.

Eko menyebut ada 8 varietas buah anggur yang ditanam di kebunnya. Di antaranya jenis Jupiter, akademik, kaldun, heliodor dan beberapa jenis lagi.

Buah anggur di kebunnya juga beraneka warna ada yang merah, ungu, hijau, kuning dengan dominan rasa manis.

Semua memiliki keunggulan dan keistimewaan yang membedakan dari anggur-anggur pada umumnya.

Hal itu tak lepas dari metode persilangan yang ia terapkan. Yakni menggabungkan bibit anggur lokal sebagai tanaman bawah disambung batang anggur impor sebagai batang utama.

Baca Juga :  Berkunjung ke Sragen Presiden Jokowi Cari Untung, Ada Apa?

Dari perpaduan ini membuat buah anggur yang dihasilkan pun berkualitas sama dengan aslinya di luar negeri.

“Saya rintis 7 bulan lalu, ada 120 pohon yang saya tanam. Alhamdulillah kemarin sudah panen perdana dan hasilnya bagus. Bibitnya memang saya seleksi dan didatangkan impor dari Ukraina dan Israel,” urainya.

Sampai Kewalahan

Lebih lanjut, Eko menuturkan budidaya anggur relatif mudah karena perlakuannya hampir sama dengan tanaman buah lainnya. Buah anggur bisa dipanen setelah 7 sampai 8 bulan dari tanam.

Kelebihan lainnya, buah anggur bisa diprogram kapan akan dibuatkan dan dipanen sesuai kondisi dan kebutuhan.

Petani Milenial pembudidaya anggur asal Mojodoyong Kedawung, Eko Winarto saat memberikan paparan pengalaman suksesnya membudidaya anggur. Foto/Wardoyo

Saat panen perdana kemarin, per pohon bisa menghasilkan 3 kg buah. Namun seiring dengan usia tanaman, semakin besar produktivitasnya akan semakin meningkat.

Hasil panen perdana pun terbilang cukup sukses. Tak perlu capek-capek, Eko menyebut para pembeli langsung menyerbu dan memesan lewat online. Sehingga hanya dalam hitungan hari, semua buah sudah ludes.

“Untuk panen perdana kemarin kita jual sekilo rata-rata Rp 75.000. Sekarang kita turunkan Rp 50.000 idep-idep sosialisasi biar masyarakat juga kenal dengan anggur Mojodoyong. Kemarin nggak sampai jual keluar. Cuma saya posting di grup-grup WA, antusias luar biasa. Mayoritas beli online dan hanya beberapa hari saja sudah habis, sampai kurang-kurang,” jelasnya.

Jika dikalkulasi, dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 75.000 perkilo, satu pohon 3 kg, maka sekali panen perdana bisa menghasilkan cuan sekitar Rp 20 jutaan.

Tak hanya buah, Eko kini juga mulai berekspansi untuk menyediakan bibit. Satu bibit anggurnya dibanderol Rp 50.000 sampai Rp 75.000 tergantung varietasnya.

“Keunggulan anggur yang kita budidayakan ini jenis anggur untuk konsumsi. Jadi rasanya manis, beda dengan anggur dari timur yang cenderung masam karena untuk wine,” urainya.

Petani Milenial sekaligus pembudidaya anggur dari Desa Mojodoyong, Kedawung, Eko Winarto. Foto/Wardoyo

Eko mengaku bersyukur usaha budidaya yang dirintisnya mendapat dukungan penuh dari PPL, Pemdes dan Camat yang senantiasa memberi pendampingan.

Baca Juga :  Pertama di Sragen Partai Nasdem Berikan Rekom Pada Untung Wibowo Sukawati Untuk Maju Pilkada Sragen 2024

Hal itu makin menguatkan motivasinya untuk memperluas ilmu budidayanya ke masyarakat sekitar.

Di bagian akhir, ia menegaskan perjuangannya merintis kebun buah hingga dinobatkan sebagai petani milenial itu untuk menunjukkan bahwa petani pekerjaan yang mulia dan bisa ditekuni secara modern.

“Kita ingin buktikan bahwa petani tidak harus kuno, dengan teknologi sekarang petani nggak lagi identik dengan lumpur dan panas-panasan. Dan bisa menghasilkan pendapatan,” tegasnya.

Dari budidaya anggur ini, Eko sudah mempekerjakan dua karyawan untuk membantu mengelola. Menurut rencana hasil awal akan digunakan untuk memperbanyak pohon anggur di lahan depan rumah.

Dorong Pemdes dan Warga

Kegigihan Eko mendapat apresiasi dari Camat Kedawung, Endang Widayanti. Ia mengaku bangga dengan kiprah Eko sebagai petani milenial dan andalan yang sudah menelorkan kreasi dan inovasinya dalam bidang pertanian anggur.

Ia berharap itu bisa menjadi teladan bagi generasi muda dan petani untuk berinovasi dengan teknologi pertanian yang prospeknya sangat menjanjikan.

“Mas Eko ini bukti kalau kita mau berkreasi dan inovatif ternyata hasilnya luar biasa. Makanya dengan tipikal lahan di Mojodoyong ini, tidak menutup kemungkinan kita dorong Pemdes untuk memanfaatkan tanah kas desa yang kurang produktif untuk bisa ditanami anggur yang ternyata cocok dan hasilnya juga lebih mahal. Ini salah satu pilihan tepat untuk warga,” ujarnya.

Camat Kedawung, Endang Widayanti saat memetik buah anggur di kebun Milenial Eko Winarto. Foto/Wardoyo

Sementara, Kades Mojodoyong, Sumadi juga siap mendukung semua kegiatan positif warganya termasuk budidaya anggur yang ditekuni Eko.

Terkait wacana pemanfaatan lahan kas desa, pihaknya juga menyambut baik dan akan membahasnya dengan elemen terkait di desa.

“Yang jelas dari Pemdes selalu siap, setiap kegiatan inovasi, yang sifatnya positif untuk kemajuan, kami dukung penuh,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com