JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Pernyataan Megawati Picu Kontroversi, Pendukung Ganjar Ajak Masyarakat Bijak Bersikap

Ketua Umum Relawan Ganjar Untuk Rakyat (Guntur), Teguh Eko Prastyono / tribunnews
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Ketua Umum Relawan Ganjar Untuk Rakyat (Guntur), Teguh Eko Prastyono meminta kontroversi pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati terkait ibu-iu yang sering ikut pengajian tidak diperpanjang.

Ia mengajak masyarakat untuk menyikapi pernyataan tersebut dengan bijak dan tidak tendensius.

Menurutnya, pernyataan Megawati itu hanya sebagai bentuk kritik otokritik, bukan bermaksud menghina kegiatan pengajian.

“Pidato Ibu Mega itu sangat luar biasanya. Sifatnya membangun walau menyinggung ranah pengajian. Beliau (Megawati Soekarnoputri) sendiri mengakui ikut pengajian juga,” kata Eko Prastyono, Selasa (21/2/2023).

Sebenarnya, lanjut Eko, Megawati menyadari ucapannya itu akan menimbulkan kontroversial di masyarakat.

Hal itu terlihat dari pernyataannya yang meminta maaf sebelumnya.

“Di awal Ibu Mega berbicara soal pengajian, beliau meminta maaf dulu. Karena dia menyadari ucapannya itu akan menimbulkan kontroversi di publik,” ujarnya.

Baca Juga :  Dikhawatirkan Hukum Akan Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat usai Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Ini Saran Pakar

Eko meyakini Megawati sangat memahami dan menyadari peran ibu-ibu dalam rumah tangga, terutama pada anak-anaknya.

“Bagaimana pun peran seorang ibu sangat penting bagi anak-anaknya. Dalam Islam, ibu adalah sekolah sekaligus guru. Walaupun seizin suami untuk berangkat mengaji, tapi tugas seorang ibu di rumah tidak boleh diabaikan,” tuturnya.

“Ibu Megawati mengingatkan, perlunya manajemen waktu,” sambung Eko.

Dia pun meminta masyarakat untuk menyikap perkataannya Megawati itu dengan bijak dan tidak tendensius.

“Pernyataan ibu Mega ini terkait dengan program pemerintah soal pengentasan stunting terhadap anak-anak Indonesia,” ucapnya.

Namun Eko menyadari, pernyataan Megawati itu dipelintir dan digiring oleh orang-orang tertentu ke ranah politik, apalagi tak lama lagi rakyat Indonesia akan menggelar pesta demokrasi Pemilu 2024.

“Ada kesan yang dibuat, ada kelompok di luar Islam untuk mensolidkan elektoralnya menjelang Pemilu 2024. Sejak berdiri, PDIP diidentikan dengan nasional ke kiri-kirian. Tapi faktanya, PDIP ternyata nasional-religius, dibuktikan pada Pilpres 2019 menggandeng cawapres dari kalangan NU,” imbuh Eko.

Baca Juga :  PDIP Anggap Keinginan Gibran untuk Konsultasi ke Megawati Soal Penyusunan Kabinet Hanya Gimik Politik yang Tak Perlu Ditanggapi

Eko menegaskan, sebenarnya dirinya tidak memiliki kapasitas untuk membela dan mengklarifikasi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Namun, sebagai relawan Ganjar Pranowo yang notabenenya adalah kader PDIP, dirinya mau tidak mau harus menjelaskan hal itu.

“Tanpa saya jelaskan, PDIP bisa menjelaskan kok. Tapi saya kan relawan Ganjar, pasti bakal ditanya juga,” ujar Eko.

Eko menyebutkan, relawan Guntur sendiri memiliki program rutinitas mengaji secara online setiap hari sabtu pukul 16.00 WIB, dengan pembimbing Ustadz M Iqbal.

“Belajar mengaji dengan ilmu tahsin dan tajwid,” pungkasnya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com