JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Industri Kerajinan Bambu Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri Terkendala Pemasaran, Solusinya?

Kerajinan bambu
Produksi kerajinan bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Industri Kecil Menengah (IKM) kerajinan bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri sampai saat ini terkendala masalah pemasaran. Sementara untuk meningkatkan hasil, para perajin bambu di desa tersebut menerima bantuan alat produksi.

Wabup Wonogiri Setyo Sukarno mengakui pemasaran masih menjadi kendala bagi para pelaku usaha IKM kerajinan bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri. Fakta itu terjadi hingga saat ini.

“Memang untuk pemasaran sampai sekarang masih menjadi masalah,” ungkap Wabup Wonogiri Setyo Sukarno ketika menyerahkan alat produksi IKM kerajinan bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri , Kamis (3/8/2023).

Kendati seperti itu, Wabup Wonogiri Setyo Sukarno menyebut, para perajin bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri tidak perlu berkecil hati. Pasalnya pemerintah dipastikan hadir untuk mencarikan jalan keluar.

“Misalnya dengan diikutkan ke acara acara pameran, kemudian membantu pemasaran melalui promosi di saluran saluran yang tersedia dan cara cara lain. Di samping itu para perajin juga aktif memasarkan produk melalui medsos,” beber Wabup Wonogiri Setyo Sukarno.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dunia usaha dan masyarakat, diharapkan iklim produksi kerajinan bambu dan pemasarannya terus menggeliat. Muaranya, ujar Wabup Wonogiri Setyo Sukarno, meningkatkan kesejahteraan.

“Pemerintah juga hadir melalui kemudahan akses kredit produktif di perusda perbankan,” terang dia.

Baca Juga :  PSASP SMP Digelar Mulai 13 Hingga 18 Mei 2024, Begini Hasil Peninjauan Pelaksanaan Hari Pertama

Terkait bantuan alat produksi, menurut Wabup Wonogiri Setyo Sukarno, bisa memberikan sarana untuk mempermudah produksi.

Pemberian alat produksi bagi kelompok usaha, seperti memberikan kail, dan bukan ikan kepada para penerima bantuan. Ada filosofi dalam peribahasa tersebut, yaitu pentingnya tetap memiliki semangat untuk bekerja, semangat mandiri dan terus berusaha.

“Pada kelanjutannya, upaya tersebut, diharapkan mampu menjadi bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, serta mewujudkan berfungsinya sistem sosial dalam keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara mandiri,” kata dia.

Dalam prosesnya, untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar berkontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan, perlu dilakukan tindakan pendampingan dan memberikan bimbingan Sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tepat guna.

Pada kesempatan itu diserahkan bantuan yang bersumber dana dari DAK Fisik dan Non Fisik, senilai total Rp. 831.019.000. Bantuan diserahkan kepada 12 kelompok usaha di 6 dusun secara proporsional, dengan rincian sebagai berikut:

Mesin Potong Bambu sebanyak 12 unit
Mesin Belah Bambu sebanyak 12 unit
Mesin Irat Bambu sebanyak 12 unit
Mesin Pembuat lidi bambu sebanyak 12 unit
Kompresor ¼ PK sebanyak 18 unit; dan
Sprayer Cat sesbanyak 18 unit.

“Kepada para penerima bantuan, saya berpesan untuk benar-benar menggunakan bantuan yang diterima sebagai sarana untuk menambah kapasitas produksi. Sekaligus untuk meningkatkan kemampuan usaha dengan sebaik-baiknya, dirawat agar memberikan nilai manfaat semaksimal mungkin,” jelas dia .

Baca Juga :  Asyiknya Bikin Pot dari Galon ala Murid RA Munzalam Mubaroka Bulukerto Wonogiri

Wabup Wonogiri Setyo Sukarno berpesan perajin senantiasa berbagi ilmu dengan mengajarkan pada generasi generasi berikutnya dengan inovasi produk. Ini penting supaya produk bambu di Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri tidak lantas menghilang seiring pergantian generasi.

“Mengingat bahwa produksi IKM ini berbasis pengolahan bambu, hendaknya senantiasa memperhatikan kelestarian dan kesinambungan ketersediaan bahan baku, dengan tidak melupakan memperhatikan kelestarian lingkungan. Ini penting untuk dilakukan, sehingga produksi yang dilakukan tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan,” tandas dia.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Wonogiri Wahyu Widayati mengimbuhkan, selain alat produksi, para perajin bambu diberikan pelatihan teknik produksi dan standarisasi produk.

Anjar Ketua IKM Anyaman Bambu Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro Wonogiri menyebutkan saat ini total perajin berjumlah 335 orang. Hingga kini pemasaran memang menjadi kendala utama.

“Terutama pemasaran produk produk bambu yang masih terbilang baru. Misalnya kap lampu aneka bentuk, kotak keranjang hantaran, tas atau dompet. Kalau produk lama seperti caping sudah ada pengepul jadi pemasarannya tidak terlalu menjadi masalah,” ucap Anjar. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com