JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah Pilu Dovan, Siswa Yatim Piatu di Sragen Yang Terancam Tak Ikut Ujian Karena Nunggak Bayaran. Cita-Citanya Bikin Trenyuh..

Koordinator APPS Sragen, Sugiarsi (dua dari kiri) saat mendampingi Dovan memberesi biaya administrasi di sekolahnya, Kamis (15/3/2018). Foto/Wardoyo
   
Koordinator APPS Sragen, Sugiarsi (dua dari kiri) saat mendampingi Dovan memberesi biaya administrasi di sekolahnya, Kamis (15/3/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN- Cerita miris menyeruak dari sudut timur Kabupaten Sragen. Seorang siswa SMK Muhamamadiyah 9 Gondang yang notabene yatim piatu, Dovan Agung Farisky (17) terpaksa harus menerima kenyataan pahit sempat ditolak untuk mengikuti ujian oleh pihak sekolah lantaran belum bisa melunasi biaya administrasi sekolah.

Kisah trenyuh itu terungkap ketika Dovan mengadukan nasibnya ke Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Kamis (15/3/2018). Di hadapan Koordinator APPS, Sugiarsi, siswa kelas IX itu menceritakan nasibnya yang terancam tak bisa mengikuti ujian akhir gara-gara masih menunggak biaya sekolah.

“Ceritanya dia itu mengontak saya meminta pendampingan. Karena dia nggak bisa ikut ujian kalau belum melunasi biaya administrasi di sekolah besarnya Rp 2,350 juta. Dia dapat nomor saya dari anggota APPS di Gondang. Lalu kami cek ke sekolah memang benar demikian. Lalu kita cek ke rumahnya memang sangat memprihatinkan. Dia yatim paitu dan tinggal bersama dua adiknya yang masih kecil-kecil. Saya sampai nangis melihatnya,” papar Sugiarsi.

Baca Juga :  TMMD Sengkuyung Tahap II Sragen Fokus Bangun Infrastruktur dan SDM di Desa Jekawal

Semangatnya untuk memperjuangkan Dovan makin terpantik ketika mendengar keinginan siswa itu bisa mengikuti ujian. Di hadapannya, Dovan mengaku sangat ingin bisa ikut ujian dan lulus agar secepatnya bisa bekerja agar bisa membiayai adik-adiknya yang saat ini juga masih sekolah.

“Mbahe (kakek nenek) sudah nggak ada. Kedua orangtuanya juga sudah nggak ada. Mereka yatim piatu. Yang bikin kami tergerak, anaknya itu manut dan nggak neko-neko. Dia hanya ingin bisa ujian dan lulus agar bisa bekerja membiayai sekolah adik-adiknya,” terang aktivis perempuan berusia 75 tahun dan akrab disapa Mami itu.

Beruntung, pertolongan kemudian datang. Adalah pengusaha asal Gemolong, Bayu TAB yang kemudian tergerak mendengar cerita miris dari Dovan. Sugiarsi menceritakan problem ekonomi dan kisah Dovan yang kemudian langsung direspon oleh Bayu dengan menyanggupi melunasi biaya sekolah Dovan.

Baca Juga :  Sungai Bengawan Solo Kembali Tercemar Limbah Pabrik Berbahaya? Jutaan Ikan Terpapar dan Mati!

“Kemarin langsung ditransfer uang sejumlah tunggakan sekolah Dovan. Hari itu juga langsung kami antar ke sekolah dan akhirnya Dovan bisa ikut ujian. Tadi kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pak Bayu yang sudah bersedia membantu kesulitan Dovan,” terangnya.

Terpisah, Bayu TAB membenarkan dirinya memang tergerak membantu setelah mendengar cerita Dovan yang sempat ditolak ujian jika belum melunasi biaya sekolah.

“Setelah kami kroscek dan memang kondisinya yatim piatu dan tak bisa membayar biaya, akhirnya saya bantu. Kasihan, orangtuanya sudah nggak ada. Dia adalah tulang punggung keluarga dan bercita-cita mulia untuk menyekolahkan dan membiayai adik-adiknya. Saya juga pernah mengalami dan merasakan bagaimana menghadapi situasi sulit seperti itu, sehingga nggak ada salahnya saling membantu demi kebaikan,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com