Beranda Daerah Sragen Diawali Suara Gemuruh, Tebing 9 Meter di Sambi Sragen Ambrol Menutup...

Diawali Suara Gemuruh, Tebing 9 Meter di Sambi Sragen Ambrol Menutup Jalan. Warga Ketakutan Mulai Muncul Rekahan Tanah di Sekitarnya!

Warga saat membersihkan material longsoran yang menutup jalan di Desa Sambi, Sambirejo, Sragen, Kamis (18/3/2021). Foto/BPBD

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur menyebabkan tebing setinggi 9 meter dengan panjang sekitar 5 meter di Kecamatan Sambirejo, Sragen longsor, Rabu (17/3/2021) malam.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun dampak dari longsoran menutup akses warga.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Rabu (17/3/2021) siang sampai malam terjadi hujan terus menerus di wilayah Desa Sambi Kecamatan Sambirejo.

Dampaknya tanah pekarangan Ny Wiwik Winarsih di Dukung Tawangsari RT. 37 Desa Sambi setinggi 9 meter ambrol ke jalan.

Berdasarkan data yang dilansir dari BPBD Sragen, kejadian tebing ambrol itu berlangsung sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat itu, penghuni rumah sudah terlelap. Tiba-tiba pemilik pekarangan dikagetkan dengan suara gemuruh dari luar rumah.

Baca Juga :  Jadwal Lengkap Libur Sekolah di Bulan Puasa 2025 dan Idul Fitri 1446 H

Setelah dicek ternyata sebagian pekarangan ambrol ke jalan kampung hingga menutupi akses warga setempat.

“Sehingga mengenai jalan kampung di bawahnya dan bila terjadi di khawatirkan sangat beresiko untuk di lalui,” papar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto malam kepada wartawan, Kamis (18/3/2021) malam.

Menurut Giyanto, dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Setelah terjadi longsor pada pagiharinya warga sekitar mengadakan kerja bakti bersama.

“Paginya langsung dilaksanakan kerja bakti agar jalan bisa kembali dilalui,” ujarnya.

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun peristiwa ini sempat membuat kaget warga setempat. Selain itu kejadian itu juga menghadirkan rasa was-was akan potensi terjadi longsor susulan karena sudah timbul rekahan.

Baca Juga :  Mengenal Siklon Tropis dan Dampaknya di Indonesia

“Dampaknya membuat panik tetangga dan Pemilik tanah karena terjadi kekhawatiran ada susulan retakan kembali,” tandasnya. Wardoyo