JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Yulianto,  Pengusaha Tahu Goreng Boyolali Pasrah. Selain  Minyak Goreng Sulit, Harga Bahan Baku Tahu pun Melonjak

Pengusaha tahu goreng di Boyolali mengaku keuntungannya tergerus dan terus merugi lantaran kenaikan harga minyak goreng / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kelangkaan minyak goreng terus berkepanjangan hingga sekarang. Kondisi ini turut memukul UMKM, termasuk di Boyolali.

Seperti dikeluhkan Yulianto pengusaha tahu goreng atau bisa disebut tahu kampong di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota.

Dia mengaku, keuntungannya dari bisnis tahu gorengnya terus tergerus.

Hal ini bermula ketika terjadi kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu. Pasalnya, harga tahu goreng yang dia produksi tak bisa naik.Selain itu, ukuran tahu yang dia jual juga tak bisa dia perkecil.

“Misal, biasanya tahu kotak putih dipotong jadi 3, lalu saya jadikan 4 potongan, para pembeli tidak mau. Mereka protes karena ukuran tahu lebih kecil,” katanya, Senin (21/2/2022).

Baca Juga :  Sebanyak 875 JCH Boyolali Ikuti Manasik, Siap Diberangkatkan ke Tanah Suci

Tak hanya komplain, sejumlah pelanggan pun mengancam bakal berhenti berlangganan jika ukuran tahu goreng yang biasa disebut tahu kempong ini, menjadi lebih kecil. Dia pun tak bisa berbuat banyak, dan terpaksa mengembalikan ukuran tahu seperti semula.

Dampaknya jelas, keutungan bersih yang dia peroleh berkurang banyak. Dari Rp 25 ribu per ember besar yang berisi 300 potong tahu, kini menjadi Rp 15 ribu. Dia menjual tahu kempong dengan harga Rp 500- Rp 600 per buah.

“Sehari menghabiskan 34 liter minyak goreng. Saya masih beruntung bisa mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14 ribu/ liter.”

Tak hanya masalah migor saja, kenaikan harga kedelai terus membayangi dirinya. Sebab, tak menutup kemungkinan, produsen tahu juga bakal menaikkan harga tahunya.

Baca Juga :  Sempat Tertunda Karena Sakit, Pengemplang Pajak Ini Ahirnya Dieksekusi ke Rutan di Boyolali

” Jika harga tahu naik, maka keuntungan yang didapat akan berkurang lagi.”

Sementara itu, usaha pembuatan tahu milik Kamto di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo tetap berjalan. Menurut salah satu pekerja, saat ini yang penting usaha bisa jalan dan ada sedikit keuntungan.

“Pak Kamto mikirnya kasihan terhadap nasib kami kalau usaha dihentikan,” ujar salah satu pekerja.

Harga kedelai saat ini berkisar Rp 11.000/kg, naik tajam dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 8.000/kg. Kenaikan harga tersebut memukul para perajin tahu dan tempe. Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com