JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Sumber Air Mengering, Tiga Bulan Warga Karang, Gunungkidul Krisis Air Bersih

Warga di Gunungkidul saat menerima bantuan air bersih dari BBWSO, pada Jumat (10/11/2023)  | tribunnews
   

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM  Hujan yang belum juga datang hingga saat ini, membuat masyarakat Gunungkidul makin kesulitan air bersih.

Kondisi tersebut,salah satunya terlihat dari warga Padukuhan Karang, Ngalang, Gedangsari, Karangmojo.

Pasalnya, sungai Dungwuluh yang biasanya menjadi sumber air bagi mereka selama puluhan tahun, kini mengering dan tak bisa dimanfaatkan lagi.

Kondisi tesebut membuat warga kelimpungan, dan hanya bisa bergantung pada  pemberian air bersih bantuan dari berbagai pihak.

Seorang warga RT01/RW07, Padukuhan Karang, Ngalang, Gedangsari, Sagiyo mengatakan sudah tiga bulan terakhir warga di RT01 dan RT02 mengalami kesulitan air bersih.

“Wilayah kami sumber airnya sedikit karena berada di lereng perbukitan,” kata dia, Minggu (12/11/2023).

Menurut dia, kondisi kemarau Panjang di tahun ini sangat berdampak karena membuat Sungai Dungwuluh menjadi mengering.

Akibatnya, warga tidak memiliki alternatif lagi untuk mendapatkan air bersih.

“Dulu di pinggir-pinggir digali masih ada airnya. Tapi, sekarang terjadi kemarau Panjang, sumbernya sudah habis dan ini baru terjadi kali ini,” ungkapnya.

Sagiyo mengakui ada instalasi Spamdes untuk mencukupi kebutuhan air di dua RT yang dibangun di 2020 lalu.

Baca Juga :  Ulat Bulu “Serbu” Kawasan YIA Kulonprogo, Ternyata Ini Sebabnya

Namun, instalasi ini juga terdampak kemarau Panjang karena sumbernya juga sudah mengering.

“Kami tidak membeli air dan hanya mengandalkan bantuan. Total sudah ada puluhan tangki yang diberikan ke wilayah kami sejak terjadinya kemarau Panjang,” katanya.

“Kami tidak membeli air dan hanya mengandalkan bantuan. Total sudah ada puluhan tangki yang diberikan ke wilayah kami sejak terjadinya kemarau Panjang,”ucapnya.

Dukuh Karang, Bardiyanto menambahkan Spamdes yang dikelola macet karena debitnya tidak mencukupi.

“Airnya sering telat-telat saat dipompa. Baru dihidupkan lima menit sudah tidak keluar air lagi dan harus menunggu,”paparnya.

Sememtara it,u air Sungai yang selama  jadi alternatif juga ikut  mengering. Banyak selang-selang yang menuju ke sungai tapi sudah tidak ada airnya lagi.

Bardiyanto mengungkapkan warga terdampak di Padukuhan Karang ada 35 Kepala Keluarga. Rinciannya 22 KK di RT01 dan RT02 ada 12 KK.

“Ya kalau total ada sekitar 120 jiwa di dua RT dan baru tahun ini terjadi kekeringan yang parah sehingga warga bergantung pada pemberian bantuan air bersih,”ucapnya.

Baca Juga :  Menghilang dari Rumah, Gadis di Kulonprogo Diketahui Sudah Jadi Mayat Lantaran Tersambar KA

Dengan kekeringan yang dialami warganya ini, dirinya mengatakan, warga hanya bergantu dari bantuan pihak lain.

Salah satunya, bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

Pihaknya berharap kepada BBWSSO agar tidak hanya memberi bantuan air, tapi juga diberikan fasilitas intasalasi air yang permanen.

“Bantuan air hanya sementara, tapi yang dibutuhkan instalasi sumber agar bisa mencukupi kebutuhan Masyarakat. Mudah-mudahan bisa dikabulkan,”tuturnya.

Mendengar keluhan warga itu, Kepala BBWSSO Gatut Bayuadji mengatakan, siap memfasilitasi keluahan warga di Padukuhan Karang.

Namun demikian, untuk fasilitas instalasi pengolahan air harus melalui kajian terlebih dahulu.

“Sudah ada instalasi yang dibangun, tapi macet. Jadi, harus ada kajian dulu agar nantinya bisa optimal dan bermanfaat bagi Masyarakat,” kata Gatut.

Untuk solusi sementara, ia mengakui siap memberikan suplai secara berkala bantuan air bersih kepada warga di Padukuhan Karang.

“Sebanyak dua tangki  sudah kami kirimkan, pada Jumat (10/11). Kalau sudah habis, kami akan rutin memasok bantuan selama warga membutuhkan,”urainya.  

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com